Minggu lalu, tanggal 17 April 2013, gw dan beberapa temen-temen Pasca Sarjana Komunikasi UMB, ikutan Seminar dan Workshop di acara Pekan Komunikasi 2013, yaitu PRVaganza, yang diadakan anak-anak FISIP UI. Acaranya was really awesome banget ya, which is, gw anak komunikasi yang menyukai dunia ke PR-an juga jadinya semangat.kebetulan juga salah satu speakernya adalah Silih Agung Wasesa, salah satu dosen di London School, dan pernah mengajar kelas ’ LOGIKA”. Di sesi pak Silih ini , beliau presented tentang Branding, Social Media dan Politic Communication. This is so much fun! Segala aya! dari branding produk sampai personal branding, Crisis, Image, dan juga Reputation masuk ke pembahasan. Dan kadang-kadang peserta ngakak jaya soalnya Pak Silih ngejelasin dengan bahasa yang informal, santai, asik banget!
Satu yang gw inget adalah tentang social media, yang dibahas pada workshopnya Pak Silih. Di seminar PR In Digital Era, Menurut speakers dari Asia PR, Mas Adi, dan Mas Andy,dan juga Mr David (Manager Of Vocanic.com), sekitar 60% masyarakat Indonesia ONLINE lewat internet yang menggunakan modem, Wi-fi, Hotspot), dan 87% mengakses internet via mobile device. Dan hari gini, siapa yang gak punya akun social media; you named it Twitter, Facebook, Path, Instagram dll, gak mungkin banget, secara semua sekarang eranya Blackberry, Iphone, dan Android.
Pak Silih bilang, ” jaman dulu tuh ya, makan itu berdoa dulu. sekarang bukannya berdoa, malah foto2in makanannya, terus diposting. Update status ke FB dan Twitter”.
Emang dahsyat deh ya social media ini……….aseloleee….
Ibu Marlene Danusoetedjo, PR Officer Four Seasons Hotel Jakarta, bilang juga nih, kalau sekarang tuh si mimin twitter kebanjiran job ( admin ). Mimin harus rajin jawab twitteran akun-akun. (Fyi, Bu Marlene di seminar ini presented tentang Customer Retention Management) ” Sekarang ini, siapa sih yang gak pakai foursquare; walaupun jadul banget ya. lalu ada Pinterest,Instagram,Path. Dan saya punya Path lho.. ” kata Bu Marlene bangga.
Bu Marlene cerita lagi tentang twit pagi hari tentang sebuah komplain di hotelnya. ” lha,suatu pagi yang cerah,di kantor saya, hotel saya, ada customer ( bapak-bapak), tiba-tiba nge twit gara2 service pelayanan nganter kopi aja lama banget. Gara-garanya coffee maker hotel sedang rusak, jadi proses pembuatannya agak lama. Jadinya masalah pesen kopi jadi dibandingkan sama servicenya hotel lain cerita deh.” Bu Marlene menambahkan, ”nah disitulah dahsyatnya social media. Efek penyebarannya sangat cepat. ”
Nah dari pengalaman dan mendapat ilmu yang banyak dari seminar dan workshop itu, dan juga gw pribadi pun punya akun social media, memang bener berasa banget ya info-info yang didapat di social media itu sangat buanyaaak, various news, dan pastinya berisi berita positif dan negatif. Pengalaman gw sendiri nih dengan social media, mendapatkan banyak teman, informasi yang bermanfaat, bisa twitteran langsung sama artis-artis yang menurut gw emang layak untuk di follow, karena mereka2 smart, tweetnya berbobot dan gak neko-neko, ada kontribusi buat film, musik, lifestyle, fashion, culinary dll di Indonesia. Beberapa artis-artis yang gw follow ada Rossa, Tompi, Mocca , dan kadang-kadang yang selalu reply adalah Denada Tambunan (@d3nada), Be3friends, Trio Be Three ( Widi, Nola, Cynthia; yang sering reply Widi dan Nola), Sophie Navita (@SophieNavita; istri Pongky Jikustik).
Kalau yang sekedar untuk have fun, gak penting,. gw follow si cetar membahana Syahrini (@PrincessSyahrini). 😀
Nah balik lagi ke masalah social media. Pak Silih sempet nanya ke semua peserta, siapa yang tiap pagi baca koran, at least headlinenya aja. No one raised their hand up. Feedback yang sama juga terjadi ketika Pak Silih tanya siapa yang nonton TV. Dan ketika Pak Silih nanya siapa yang baca twitter / fb, eh malah raise hand up semua. Terbukti kan bahwa Twitter atau FB atau si social media pengaruhnya lebih besar daripada media cetak, bukan berarti media cetak (koran, majalah ) gak menarik dan gak jadi konsumsi publik lagi.
Pak Silih explained more ,” hari gini kalo gak ” main ” social media, entah itu twitter, FB, mending jangan banyak omong, mending ke laut aja deh ya”. Kenapa Pak Silih bilang gitu? Karena orang yang gak pernah get involved in social media, they don’t know nothing, terus tiba2 suka ngomongin social media ngalur ngidul.” ada tuh orang kayak gitu, pas waktu saya tanya, bapak akun fbnya apa, twitternya apa? Dia bilang ” saya pakainya Friendster“. satu ruangan workshop pun ketawa ngakak.
Pak Silih bilang, “Makanya nih,PR Manager,Kepala Humas atau Divisi Komunikasi apapun, kalau nggak aktif Facebook atau social media lainnya, gak asik, gak gaul, ya ketinggalan berita what is going on– dan seperti nggak punya tangan dan kaki. Jadi yang belum punya FB account, kudu harus, dan jangan cuman be there aja, tetapi aktif menggunakannya dengan baik. Buat citra yang oke di media ini. Intinya social networking secara online itu sudah mandatory bagi PR Manager.
Pak Silih nambahin lagi “ dari social media kita belajar untuk tahu bad and good news. Dari social media, Kita bisa pilah-pilah mana berita yang baik buat kita, dan yang buruknya kita cukup tahu aja, dan dibuang jauh-jauh
Melihat antusiasme para pengguna internet terhadap situs media sosial, tentu saja situs media sosial ini akan menimbulkan dampak positif dan negatif secara bersamaan kepada para penggunanya. Berikut ini beberapa dampak positif dan negatif dari media sosial.
Nah, ada link yang bagus nih yang menjelaskan tentang dampak positif dan negatif social media. ternyata serem juga negatifnya dari social media ini…. klik ya http://pandusantoso.com/dampak-positif-dan-negatif-dari-media-sosial/
Note: terima kasih ya mas Pandu, informasinya bermanfaat sekali 🙂
written at Mc Donald Senayan Trade Center,Jakarta, with excellent WI-FI connection.Thanks MC Donald! I relly lovin it!